Apapunalasan Anda untuk mencari artikel tentang doa bisaloncat lbih tinggi dan pukulan lbih keras, yang pasti kunjungan Anda di situs ini tidak akan sia-sia karena di halaman yang Anda buka dan baca ini memuat konten artikel yang lengkap yang berkaitan dengan informasi tentang doa bisaloncat lbih tinggi dan pukulan lbih keras yang sedang Anda ArticlePDF AvailableAbstractBackground Badminton is one of the most popular sports in the world, including in Indonesia. Badminton has been around since the 1930s. The strength of the abdominal muscles contributes to a full smash during hitting. Explosive power is an important biometric ability in sports activities, because the explosive power will determine how hard people can hit, kick, jump, run and so on. Jump height is a component of physical fitness to measure leg muscle power. The purpose of this study was to analyze the correlation between abdominal muscle strength, arm muscle explosive power, jump height and the result of a full smash in badminton athletes. Methods This is a correlational research with cross-sectional approach. This research in the Badminton Field of SMK N 2 Manado in November 2020, using an analytical method with a cross-sectional design. The population is all PB athletes in Manado. The research instrument used was for abdominal muscle strength sit-ups, for the explosive power of the arm muscles two hand medicine ball put test, for the height of the jump vertical jump test, the results of the smash. Data analysis used two stages, namely univariate and bivariate. Results The results showed that the most distributed respondents based on male sex 62%, the average value of abdominal muscle strength the average value of arm muscle explosive power the average value – the average jump height 2, and the average value of the smash results The results of bivariate analysis showed that there was no relationship between abdominal muscle strength rcount = rtabel 0,444. Penelitian ini juga sejalan dengan Prabowo 2015 hasil analisis data diperoleh perhitungan daya ledak otot tungkai, kekuatan otot lengan, kelentukan pergelangan tangan dengan hasil smash normal diketahui Fhitung masing-masing sebesar 18,02X1, 34,56X2, dan 21,88X3 >Ftabel 4,60 jadi hipotesis diterima. Simpulan penelitian ini ialah terdapat hubungan daya ledak otot tungkai, kekuatan otot lengan, dan kelentukan pergelangan tangan dengan hasil smash normal pada atlet klub bola voli Putra Mustika Blora tahun 2015, atau dengan Asnaldi 2020 daya ledak otot lengan memiliki kontribusi yang berarti terhadap ketepatan smashsiswa SMKN 1 Solok-Selatan sebesar 41,22%. Artinya ketepatan smash dapat ditingkatkan melalui daya ledak otot lengan. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan dari faktor situasi dan kondisi atlet. Hasil penelitian tidak terdapat hubungan dikarenakan pada saat pengambilan data, atlet selama 7 bulan terakhir tidak melakukan latihan rutin karena situasi Pandemi Covid-19, sehingga kondisi fisik atlet menurun. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam lagi bagaimana daya ledak otot lengan bisa berhubungan dengan pukulan smash penuh. Hubungan antara tinggi lompatan terhadap hasil pukulan smash penuh Seorang pemain bulutangkis bila sedang melakukan jump smash, pemain harus melompat dengan ketinggian maksimal. Pentingnya faktor strength dan power otot tungkai dalam permainan bulutangkis, maka diperlukan metode latihan yang mampu Sam Ratulangi Journal of Public Health Vol. 2, No. 1, March 2021 29 meningkatkan strength dan power otot tungkai tersebut. Terdapat perbedaan yang nyata signifikan diantara teknik loncatan vertikal dan teknik loncatan parabol depan terhadap akurasi shuttlecock. Terdapat perbedaan yang nyata signifikan teknik loncatan vertikal dan teknik loncatan parabol depan terhadap kecepatan shuttlecock. Dimana teknik loncatan parabol depan memiliki hasil lebih baik dari pada loncatan vertikal. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan terhadap 50 atlet bulutangkis diperolah hasil rx3,y =-0, 008 yang lebih kecil dengan rtabel untuk 50 orang sampel yakni 0,273. Secara kuantitatif hasil ini menyimpulkan tinggi lompatan tidak ada hubungan dengan hasil pukulan smash atlet bulutangkis. Kondisi ini terlihat dari hasil test tinggi lompatan dengan tiga percobaan, secara akumulatif yang dilakukan Calvin responden ke-1 yang mampu melompat setinggi 7,9 centimeter namun berhasil memukul 15 pukulan smash. Hal ini berbeda dengan Agus responden ke-27 yang hanya mampu melompat setinggi 5,15 meter mampu memukul dengan sempurna 20 pukulan smash. Dua perbandingan tersebut semakin menguatkan bagaimana tinggi lompatan tidak menjamin seorang atlet untuk mampu memukul smash dengan cukup banyak dalam dua puluh kali percobaan. Penelitian ini memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan antara tinggi lompatan dengan hasil pukulan smash pada atlet bulutangkis. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gustaman 2019, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tinggi lompatan dengan kemampuan smash bulutangkis, dapat dilihat dari nilai sebesar 0,85 72,5%. Perbedaan hasil penelitian ini disebabkan dari faktor situasi dan kondisi atlet. Hasil penelitian tidak terdapat hubungan dikarenakan pada saat pengambilan data, atlet selama 7 bulan terakhir tidak melakukan latihan rutin karena situasi Pandemi Covid-19, sehingga kondisi atlet secara fisik menurun. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis yang lebih mendalam lagi bagaimana tinggi lompatan bisa berhubungan dengan pukulan smash penuh. Tidak adanya pengaruh antara ketiga variabel X terhadap variabel Y, bukan berarti hasil pengukuran terhadap atlet bulutangkis ini tidak dapat diterima. Dari hasil pengukuran ini, pada dasarnya terlihat bahwa 50 orang atlet yang di test sudah memiliki daya tahan tubuh yang cukup untuk menjadi atlet bulutangkis, oleh karena itu apapun hasil pengukuran dari ketiga variabel X tidak akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam melakukan smash. Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil pukulan smash yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pukulan smash penuh atlet bulutangkis antara lain, fisik, taktik dan mental yang dimiliki atlet tersebut. Fisik yang prima pada saat pengukuran cukup menentukan atlet dalam memukul 20 smash penuh dalam satu pengukuran. Hal ini juga berlaku pada taktik yang dimiliki atlet seperti kemampuannya dalam menangkap ketepatan shuttlecock untuk jatuh dititik utama ketika melakukan smash, dan bagaimana kecepatan tangan dalam melakukan smash. Sikap mental seorang atlet juga menentukan keberhasilannya dalam melakukan smash penuh seperti ketenanganoptimistik. Faktor eksternal juga memberikan pengaruh terhadap pukulan smash penuh atlet bulutangkis. Faktor eksternal tersebut meliputi pelatih, sarana dan prasarana, keluarga, lingkungan dan gizi. Aspek pelatih cukup mempengaruhi seperti kecakapan pelatih untuk memberikan instruksi latihan yang memadai akan membantu atlet dalam mencapai hal yang maksimal dalam latihan. Aspek sarana dan prasarana seperti gedung, latihan, peralatan lainnya juga turut membantu atlet dalam menciptakan kondisi latihan yang baik. Keluarga pada dasarnya tidak terlalu mempengaruhi hanya saja latar belakang keluarga yang mendukung sangat membantu atlet bulutangkis untuk mampu meraih hasil yang maksimal. Aspek lingkungan seperti pertemanan antar atlet juga menjadi faktor yang Sam Ratulangi Journal of Public Health Vol. 2, No. 1, March 202130 memberikan kontribusi untuk membentuk keyakinan dan rasa optimistik seorang atlet. Perasaan mendapat dukungan dari rekan sesama atlet akan mampu meningkatkan emosional yang positif bagi atlet bulutangkis. Faktor eksternal lainnya ialah gizi seorang atlet. Gizi disini termasuk asupan makanan bergizi akan menentukan kondisi fisik ideal atlet dan tentu mempengaruhi kemampuan atlet dalam melakukan pukulan smash penuh PENUTUP Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu kekuatan otot perut, daya ledak otot lengan, dan tinggi lompatan tidak berhubungan dengan hasil pukulan smash penuh pada atlet bulutangkis di kota Manado. Berdasarkan penelitian ini harus dilakukan penelitian lanjutan tentang kontribusi kekuatan otot perut, daya ledak otot lengan, dan tinggi lompatan terhadap hasil pukulan smash pada sample size lebih besar. REFERENSI Aksan, H. 2012. Mahir Bermain Bulutangkis. Nuansa Cendikia. Bandung Andara, E. H. 2017. Perbandingan komponen kondisi fisik bulutangkis pada atlet PB FIFA Sidoarjo dan atlet PB Satria Muda Sidoarjo U17. Jurnal Unnes. 2 3 Arisman, A, & Saripin, S. 2018. Hubungan kelentukan pergelangan tangan dan power otot lengan-bahu dengan hasil akurasi smash bulutangkis putra pada PB Angkasa Pekanbaru. Journal Of Sport Education. 11 9-16. Asnaldi, A., Nirwandi, N., & Aprisandy, D. 2019. Pengaruh weight training terhadap peningkatan daya ledak otot lengan. Sport Science, 19 1, 1–9. Depdiknas. 2010. Tes kesegaran jasmani indonesia untuk anak umur 16-19 tahun. Depdiknas. Jakarta. Haq, P, F. 2016. Kontribusi Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Perut, Kekuatan Otot Peras Tangan, Dan Konsentrasi Terhadap Ketepatan Pukulan Jumping Smash Pada Atlet Bulutangkis Kabupaten Jombang. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Artikel Skripsi. Hasyim, N., & Muhajir. S. 2021. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. PT Elex Media Komputindo. 98 Hal Hermanto, Bambang., Ramadi, R., Agust, K., 2016. Hubungan antara Daya Ledak Otot Lengan dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash Pemain Bulutangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapi-api." Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, vol. 3, no. 2. Irwan, L, M., Candra, D, W., & Muliyani, S, E. 2018. Hubungan Antara Daya Ledak Otot Lengan Dan Kekuatan Genggaman Tangan Dengan Kemampuan Smash Dalam Permainan Bulutangkis Pada Club Pb Bintang Generasi Kota Raja tahun 2018. Jurnal Undikma. 5 2 Ismaryati. 2011. Tesdan pengukuranolahraga. Universitas Sebelas Maret. Surakarta Kridisuwarso, B., & Hakim, A, A. 2014. Biomekanika Olahraga. CV Jakad Media Publishing; Surabaya. 106 Hal. Legeayem, T, R., & Wiriawan. 2017. Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Otot Perut, Otot Kaki, dan Power Kaki Terhadap Jumping Smash Pada Bulutangkis. Jurnal Ilmu Keolahragaan. 20 1 Lisdiantoro, G. 2016. Hubungan Antara Koordinasi Mata Tangan, Power Otot Lengan dan Kekuatan Otot Perut Dengan Kemampuan Pukulan Smash Dalam Permainan Bulutangkis. Premiere Educandum. Volume 6 Nomor 2. Sam Ratulangi Journal of Public Health Vol. 2, No. 1, March 2021 31 Ostojić. Stojanović M., Ahmetović Z. 2010. Vertical jump as a tool in assessment of muscular power and anaerobic performance. Med Pregl. 635-6371-5. Permadi, G, A., 2017. Survey Tingkat Kondisi Fisik Atlet Bulutangkis PB. Pahlawan Sumenep. Jurnal Ilmiah Mandala Education. Vol. 3, No. 2. Poole, J. 2016. Belajar bulutangkis. CV. Pioner Jaya. Bandung. Prabowo, D, A. daya ledak otot tungkai kekuatan otot lengan dan kelentukan pergelangan tangan dengan hasil smash normal. Universitas Negeri Semarang. Tesis Rinaldi, M. 2020. Buku Jago Bulutangkis. Cemerlang; Tangerang Selatan 100 Hal. Setiawan, A. 2020. Akurasi smashforehand bulutangkis dikaitkan dengan kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan. Jurnal Unsur. Volume 10 Nomor 1 Edisi Juni 2020. Setyawan, I. 2016. Hubungan Antara Kekuatan Otot Lengan dan Power Otot Tungkai dengan Ketepatan Smash dalam Permainan Bulutangkis Siswa Sekolah Bulutangkis Mataram Raya Sleman Tahun 2016. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Vol 5, No 8. Surahman, F., Yeni, H, O., & Sanusi, R. 2019. Hubungan Daya Ledak Otot Lengan Dan Kelentukan Pinggang Dengan Kemampuan Smash Bulutangkis Pada Ekstrakurikuler Siswa Sma N 2 Karimun. Jurnal Pendidikan MINDA. Vol. 1, No. 1 Yuliawan, D. 2017. Bulutangkis dasar. Yogyakarta CV Budi Utama. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Aprisandy Arie Asnaldimengetahui seberapa besar pengaruh Weight Training menggunakan Bench Press terhadap daya ledak otot lengan atlet karate Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Padang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2019 di Gedung Labor FIK tepat nya di aula karate dan Fitnes Centre. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet karate Pendidikan Olahraga Universitas Negeri Padang yang berjumlah 30 orang dimana sebanyak 22 orang atlet putra dan 8 orang atlet putri yang berusia 18-25 tahun dan sampel diambil berdasarkan teknik Purposive Sampling sebanyak 15 orang atlet putra dan putri yang berumur 18-20 atau Under 21. Untuk mendapatkan data penelitian digunakan tes Two Hand Medicine Ball Push. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t-test. Berdasarkan analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t-test. Hasil pengolahaan data dalam penelitian ini adalah 1 diperoleh rata-rata menjadi artinya penerapaan Weight Training dengan bentuk latihan beban menggunakan bench press dapat menungkatkan daya ledak otot lengan ditandai dengan diperoleh thitung 5,1376 > ttabel artinya penerapan Weight Training manggunakan Bench Press dapat meningkatkan daya ledak otot lengan atlet karate Pendidikan Olahraga Unverisitas Negeri Padang, dimana menunjukan hasil yang baik. Anang SetiawanFauzan EffendiMohammad TohaPada permainan bulutangkis, smash merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mendapatkan poin. Kekuatan otot lengan dan ketepatan pukulan menjadi beberapa kunci suksesnya pukulan smash. Keterkaitan kedua faktor penentu pukulan smash tersebut perlu diketahui hubungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan ketepatan smash forehand dalam permainan bulutangkis. Metode dalam penelitian menggunakan penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan tes pengukuran keterampilan smash forehand. Untuk pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi Pearson product moment. Populasi dan sampel yang digunakan ialah mahasiswa UKM bulutangkis dengan sampelnya menggunakan teknik sampling jenuh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1 Terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash forehand. 2 Terdapat hubungan antara koordinasi mata-tangan dengan ketepatan smash forehand. 3 Terdapat hubungan antara kekuatan otot lengan dan koordinasi mata-tangan dengan ketepatan smash forehand dalam permainan Lisdiantorop>This study has a purpose to determine the relationship between each variable. This study used descriptive correlational study. The study population was students of IKIP PGRI MADIUN in total 60 students. The research sample was 30 male students with techniques purposive sampling. This research resulted in the following conclusions 1 there is a significant correlation between hand-eye coordination with the ability to smash, the correlation coefficient of With N = 30, 5% value rtabel 0463. Turns rhitung = 5% rtabel 0463. 2 there is a significant correlation between muscle power arm with the ability to smash, the correlation coefficient of With N = 30, 5% value rtabel 0463. Turns r hitung = 0651> r tabel 5% 0463 3 there is a significant correlation between the strength of the abdominal muscles with the ability to smash, the correlation coefficient of With N = 30, 5% value r tabel 0463. Turns r hitung = 0549> 5% r tabel 0463. 4 there is a significant correlation between hand-eye coordination, power arm muscles and abdominal muscle strength with the ability to smash, Retrieved of 12,581 correlation coefficient, with F table db = 3 opponents 26 with a significance level of 5% = turns F regresi price = > prices F tabel 5% = ArismanSaripin Saripin Aref VaiMasalah dalam penelitian ini adalah terlihat bahwa kemampuan smash mereka masih kurang baik, arah cock datar dan tidak menukik, pukulannya gampang dikembalikan, jalan bola tidak kencang, cock sering keluar lapangan atau tidak mengarah pada sasaran dan juga masih ada yang menyangkut di net. Hal ini diduga karena kelentukan pergelangan tangan dan power otot lengan-bahu yang sehingga mengakibatkan akurasi smash tidak mengarah pada arah sasaran smash. Penelitian ini bertujuan mengetahui apakah terdapat Hubungan Kelentukan Pergelangan Tangan dan Power otot lengan-bahu Dengan Hasil Akurasi Smash Bulutangkis Putra Pada PB. Angkasa Pekanbaru. Teknik pengambilan sampel yaitu keseluruhan populasi total sampling atlet bulutangkis putra PB. Angkasa Pekanbaru berjumlah 8 orang. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi. Kemudian, tes data menggunakan tes normalitas, tes produk momen korelasi, dan tes bahwa Lhitung variabel X1 = 0,254, Lhitung variabel X2 = 0,140 dan Lhitung variabel Y= 0,190 dimana Ltabel diperoleh 0,285 α = 0,05, dengan demikian Lhitung = 0,254 < Ltabel 0,285 pada variabel X1, Lhitung 0,140 < Ltabel = 0,285 pada variabel X2 dan Lhitung = 0,190 < Ltabel = 0,285 pada variabel Y , dengan kata lain disimpulkan bahwa data X1, X2 dan Y berdistribusi strength and anaerobic power could be assessed by single and multiple vertical jump testing procedures. Anaerobic capacity measured by vertical jump testing is highly correlative with athletic performance, as compared to other anaerobic testing procedures. The most frequently used protocol with contact mat or force platform consists of single jump squat jump, drop jump, countermovement jump and serial jump testing with different duration. Measured variables include jump height and duration along with absolute and relative peak muscular power. Several investigators have clearly shown superior jump performance variables in elite athletes as compared to non-elite subjects. Differences obtained could be due to genetic factors and acute or prolonged effects of training regimen. withPerbandingan komponen kondisi fisik bulutangkis pada atlet PB FIFA Sidoarjo dan atlet PB Satria Muda Sidoarjo U17H E H AksanAksan, H. 2012. Mahir Bermain Bulutangkis. Nuansa Cendikia. Bandung Andara, E. H. 2017. Perbandingan komponen kondisi fisik bulutangkis pada atlet PB FIFA Sidoarjo dan atlet PB Satria Muda Sidoarjo U17. Jurnal Unnes. 2 3Tes kesegaran jasmani indonesia untuk anak umur 16-19 tahunDepdiknasDepdiknas. 2010. Tes kesegaran jasmani indonesia untuk anak umur 16-19 tahun. Depdiknas. HaqHaq, P, F. 2016. Kontribusi Power Otot Tungkai, Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Perut, Kekuatan Otot Peras Tangan, Dan Konsentrasi Terhadap Ketepatan Pukulan Jumping Smash Pada Atlet Bulutangkis Kabupaten Jombang. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Artikel antara Daya Ledak Otot Lengan dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash Pemain Bulutangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan SiapiapiN HasyimS MuhajirBambangR RamadiK AgustHasyim, N., & Muhajir. S. 2021. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. PT Elex Media Komputindo. 98 Hal Hermanto, Bambang., Ramadi, R., Agust, K., 2016. Hubungan antara Daya Ledak Otot Lengan dan Daya Ledak Otot Tungkai dengan Kemampuan Smash Pemain Bulutangkis Club Cupumanik Bhayangkara Kecamatan Bangko Bagan Siapiapi." Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, vol. 3, no. Antara Daya Ledak Otot Lengan Dan Kekuatan Genggaman Tangan Dengan Kemampuan Smash Dalam Permainan Bulutangkis Pada Club Pb Bintang Generasi Kota Raja tahunL IrwanM CandraW MuliyaniIrwan, L, M., Candra, D, W., & Muliyani, S, E. 2018. Hubungan Antara Daya Ledak Otot Lengan Dan Kekuatan Genggaman Tangan Dengan Kemampuan Smash Dalam Permainan Bulutangkis Pada Club Pb Bintang Generasi Kota Raja tahun 2018. Jurnal Undikma. 5 2
Untukpemaharan silahkan hubungi kami melalui nomor 0816577880 Devi Kumala Situs kami https://pusatjimat.com
Teknik Dasar Lompat Tinggi – Pada kali ini akan menerangkan materi tentang Lompat Tinggi yang mana pembahasanya meliputi pengertian, cara bermain, peraturan, teknik dasar, contoh gambar lapangan dan berita tentang Olahraga secara lengkap. Lompat tinggi adalah salah satu acara olahraga yang paling diidamkan dan selalu mendapat banyak perhatian. Lompatan tinggi pertama kali diperkenalkan pada 1887 dan pada 1896 lompat tinggi diperkenalkan dalam olahraga Olimpiade. Acara ini adalah acara yang ramai karena para atlet menggunakan gaya lompat yang berbeda Kompetisi lompat tinggi dimulai di Skotlandia pada abad ke-19. Tidak bisa sembarangan saat gaya yang dapat digunakan. Pada abad ini, pelompat tinggi harus menggunakan gaya gunting dan jatuh ke tanah. Gaya lompat jauh menyebabkan cedera pada peserta untuk menjaga cedera serendah mungkin dengan menggunakan tikar sebagai alat pendaratan. Lompat tinggi adalah salah satu olahraga yang menguji keterampilan melompat Anda dengan melewati mistar gawang. Tujuan dari olahraga lompat tinggi ini adalah untuk mencapai lompatan tertinggi ketika melintasi tiang pada ketinggian tertentu. Ketinggian mistar gawang, yang harus dilampaui oleh atlet lompat tinggi minimal 2,5 meter dengan panjang minimal 3,15 meter. Olahraga lompat tinggi dilakukan di lapangan olahraga tanpa menggunakan alat-alat tertentu. Lompat tinggi adalah olahraga yang menguji kemampuan melompat dengan melewati mistar gawang. Melompat adalah cabang atletik. Tujuan dari olahraga ini adalah untuk mencapai lompatan tertinggi ketika melewati mistar pada ketinggian tertentu ketinggian palang harus setidaknya 2,5 meter, sedangkan panjang palang setidaknya 3,15 meter. tanpa alat bantu. Dalam pertandingan, mistar gawang dinaikkan setelah peserta telah melampaui mistar gawang. Peserta harus melompat dengan satu kaki. Peserta dapat melompat pada awal yang diinginkan, yang dianggap dibatalkan jika peserta menyentuh mistar gawang dan tidak melompat. Menjatuhkan bilah selama lompatan atau menyentuh area pendaratan jika gagal melompat Peserta yang tidak melewati bilah tiga kali berturut-turut tanpa membawanya pada level di mana kesalahan terjadi akan dikeluarkan dari permainan gagal sehingga dia tidak bisa lagi mengikuti aturan. Ketinggian lompatan diukur secara vertikal dari tanah ke bagian tengah di samping lapangan. Setiap peserta diberi kesempatan untuk melompat tiga kali. Jika seorang peserta tidak melewati mistar tiga kali berturut-turut, mereka dinyatakan gagal, dan untuk menentukan kemenangan, peserta harus mencoba untuk melompat setinggi mungkin. Pemenang ditentukan oleh lompatan tertinggi yang harus dilewati. Teknik Dasar Lompat Tinggi Sejarah dari Lompat Tinggi Sejarah Lompatan tinggi dicatat untuk pertama kalinya di Olimpiade di Skotlandia pada abad ke-19. Jenis melompat pada saat itu adalah jenis gunting. Sekitar abad ke-20, gaya lompat tinggi dimodernisasi oleh seorang Irlandia-Amerika bernama Michael Sweeney. Pada tahun 1895, Michael Sweeney berhasil membuat lompatan 1,97 meter ke timur, yang tampak seperti gunting, tetapi memperpanjang punggungnya dan meratakan palang. Seorang Amerika lain bernama George Horine mengembangkan teknik melompat yang lebih efisien yang disebut Western Roll. Teknik ini memungkinkan Horine pada tahun 1912 untuk melompat hingga 2,01 meter. Di Olimpiade di Berlin 1936, teknik lompat ini menjadi dominan dan lompatan tinggi dimenangkan oleh Cornelius Johnson, yang mencapai ketinggian 2,03 meter. Selama empat dekade berikutnya, jumper Amerika dan Soviet telah mendorong pengembangan teknik mengangkang. Charles Dumas adalah orang pertama yang menggunakan teknik ini untuk mencapai ketinggian 2,13 m pada tahun 1956. Orang Amerika John Thomas mencetak rekor dunia pada tahun 1960 dengan ketinggian melompat 2,23 m. Dan akhirnya Valeriy Brumel mengambil alih layanan selama empat tahun ke depan. Pelompat Soviet mencapai ketinggian melompat 2,28 m dan memenangkan medali emas Olimpiade pada tahun 1964 sebelum kecelakaan sepeda motor mengakhiri karirnya Dari Brumel, para atlet mencoba mempelajari dan mengembangkan olahraga lompat tinggi, sejauh ini terdapat gaya yang berbeda dalam olahraga lompat tinggi di seluruh dunia termasuk gaya gunting, gaya rol barat, gaya guling straddle, dan gaya flop fosbury. Meskipun acara lompat tinggi termasuk dalam kompetisi Olimpiade kuno, acara lompat tinggi dikatakan telah terjadi di Skotlandia pada ketinggian 1,68 meter pada awal abad ke-19. Ada gaya tertentu yang perlu dikuasai untuk menghindari kecelakaan pada abad ke-19, peserta melompat dan jatuh ke halaman dengan gunting dengan berpaling dari lompat tinggi dengan mendarat di atas tikar sehingga kecelakaan dapat diminimalkan . Atlit lompat tinggi sekarang menggunakan teknik kegagalan Fosbury. Tingkatan Posisi Lompat Tinggi Jika Anda ingin melakukan lompatan tinggi, berbagai teknik harus dipertimbangkan. Ada 4 level posisi yang perlu Anda ketahui sebelum melakukan teknik lompat tinggi Posisi awalan harus dijalankan ke arah bilah palangPosisi refleks adalah menggerakkan tumpuan kaki di lantai dasar untuk mengangkat tubuh ke arah melayang adalah kekuatan ketika posisi tubuh berada di atas bar atau di udaraPosisi mendarat adalah jatuhnya tubuh di atas matras Style Lompat Tinggi Berikut ini adalah 4 jenis gaya lompat tinggi yang biasa digunakan oleh atlet lompat tinggi Teknologi Straddle-Gaya Bolster Kekuatan baut straddle adalah kekuatan di mana tubuh kita melewati batang dengan memutar dan memutarnya lagi. sehingga postur kita di palang diarahkan ke bawah. Cara gaya bergulir dilakukan adalah bahwa pelompat tinggi harus mengambil awalan dari samping antara 3, 5, 7, 9 langkah. Kaki bersandar pada kaki terkuat dan kemudian mengayun ke depan. Setelah kaki berayun untuk dapat melewati palang, kita dengan cepat membalik tubuh kita sehingga postur kita berada di atas palang. Kami mencoba membuat bokong kami lebih tinggi dari kepala kami sehingga kepala sedikit bengkok. Gunakan kaki kanan saat mendarat dan tangan kanan saat menggunakan kaki kiri, dan sebaliknya. Teknik ini dilakukan dengan memasukkan awalan dari samping antara 4, 6, 8 atau 10 langkah, tergantung pada ketinggian tujuan yang ingin kita lewati. Saat menggunakan kaki kiri sebagai kaki, ayunkan kaki kanan kembali ke depan. Setelah kaki diayun melewati, posisikan tubuh di udara atau di atas bar di posisi tengkurap. Posisi pinggang coba lebih tinggi dari posisi kepala. Ketika posisi jatuh adalah alas di kedua tangan dan kaki ayun pertama telah mendarat. Kemudian gulingkan tubuh terlebih dahulu dengan punggung tangan Anda dan akhiri di bahu Anda. Teknik Straddle-Prefix Jangan mengambil posisi persegi terlalu jauhBerlari dengan kecepatan sedangPosisikan awalan dari samping sekitar 30 derajat atau 40 derajat sehubungan dengan posisi bilah lompatMelainkan pasakTeknik tolakan mengangkangDengan ottoman yang diisolasi dengan mistar gawangDengan reaksi penolakan, tubuh sedikit berbaring ke belakang atau sedikit bersandarPosisi tinja menolak untuk naik sampai kedua lutut lurus dan tangan dan kaki diayunkan ke depan dengan kekuatan penuh Teknik Mengangkang di Atas Materas CenderungKetika tubuh mulai jatuh, posisi kaki harus segera diregangkan ke belakangTeknik pendaratan straddleJika Anda menggunakan kaki kiri, kaki kanan digunakan pertama kali di posisi pendaratan. Kemudian lanjutkan dengan gerakan posisi roll. Kegagalan Gaya Fosbury Gaya ini dirancang oleh Dick Ricarod Fosbury, pelompat tinggi dari Amerika Serikat yang merupakan master pertama lompat tinggi di Olimpiade 1968 di Meksiko. Sejak saat itu, banyak atlet mempelajari gerakan unik ini. Keunikan dari gerakan Fosbury adalah bahwa tubuh terlentang di atas mistar dan masih jatuh dengan punggung dalam posisi terlentang. Cara turun dari rak dengan teknik ini adalah kebalikan dari teknik straddle. Ketika rel melompat berguling-guling dari palang di atas palang. Sebaliknya, ketika teknik gagal mengarah sedikit ke kiri, tidak lagi tegak lurus terhadap batang. Teknik Awalan-flop Di awal teknik flop pendaratan dari depan, tegak lurus dengan palang. Saat Anda menggunakan kaki kiri sebagai penyangga dari depan ke kanan. Jika Anda mengubah arah kemiringan ke kiri di langkah terakhir, itu tidak akan lagi berdiri secara vertikal di atas bilah. Teknologi Tolakan Gagal Gunakan kaki terkuat di pangkalanSaat menggunakan kaki kiri, angkat dengan lutut ditekuk sambil memutar tubuh Anda ke arah awalanTubuh harus berbalik ke palangBagian belakang dekat bar di bawahPosisi bengkok saat melewati mistar Teknik Gagal atas Penguasa Headboard harus terlebih dahulu melewati bilahSelain itu, dengan posisi telentangKembali ke ketinggian maksimum tercapai dan pinggang melewati bar, posisi kedua kaki digerakkan atau diayunkan untuk melewati bar dengan sempurna. Mendarat Bagian tubuh yang pertama kali mendarat dengan teknik ini adalah bagian belakang. Hal ini disebabkan posisi telentang saat mendarat dan teknik ini hanya boleh dilakukan dengan busa pendaratan. Gaya Gunting Gunting Gaya Gunting ditemukan oleh Sweney, Gaya Gunting sering juga disebut Gaya Sweney. Sebelumnya pada tahun 1880, Mr. Swenwy menggunakan gaya squat, tetapi ia percaya gaya tersebut tidak tepat sampai akhirnya ia mengubahnya menjadi gaya gunting. Kemudian Sweney menciptakan gaya lompat tinggi lain pada tahun 1895, “Gaya Gunting Samping”. Gaya Roll-Sisi Barat-Roll Gaya ini diciptakan oleh G. Horin, yang berasal dari Amerika pada tahun 1912, tetapi sangat disayangkan bahwa gaya ini tidak dapat berkembang karena konflik peraturan. Gaya side-roll digunakan untuk lompat tinggi. Ketika kita melewati palang, posisi kepala kita cenderung lebih rendah dari pinggul kita. Jadi ini tidak valid. Oleh karena itu, gaya ini tidak pernah digunakan dalam lompatan tinggi. Untuk Awalan Area awalan panjang. tidak terbatas setidaknya 15 mArea dasar harus rata dan kemiringan 1 100 Jump bar Jump bar harus kuat dan kuat, dapat dibuat dari bahan apa saja dan berjarak 3,98 – 4,02 lompat terbuat dari kayu, logam atau bahan lain yang cocok untukPanjang bar lompat adalah 3,98 – 4,02 m dan berat maksimum bar adalah 2,00 kgDiameter penggaris antara 2,50 – 3,00 m, penampang bulat dan permukaan harus rata dengan ukuran 3 cm x 15 cm x 20 cmDukungan slat adalah lebar 4 cm dan panjang 6 cmArea pendaratan Area pendaratan setidaknya berukuran 3 x 5 m dan terbuat dari busa dengan tinggi 60 cm. Ada kasur dengan ketebalan 10 hingga 20 cm di atasnya. Alat Alat Yang Dipakai Di Olahraga Lompat Tinggi Acara lompat tinggi ini membutuhkan area dan peralatan khusus untuk menjadikan lompatan salah satu acara olahraga. Seorang pembela prestasi atletik terbaik harus memastikan bahwa semua ini terjadi sebelum pertandingan dimulai. Perangkat yang diperlukan meliputi Tinggi Melompat Bar Diperlukan dua kutub dan kutub ini tidak boleh diubah selama pertandingan. Misalnya, jika posisi perlu diubah, ini harus dilakukan setelah putaran di mana semua peserta terlibat. Kedua kutub harus dilengkapi dengan alat pendukung khusus sehingga kutub dapat diatur tanpa jatuh. Lompat Tinggi Bar Tiang lompat tinggi harus dibuat seolah-olah memiliki bentuk bundar atau segitiga, bukan kayu, logam atau bahan. Panjang batang harus sesuai dengan jarak antara dua batang yang terpasang. Bilah palang ini diletakkan pada bilah yang membawa alat pendukung tipikal. Ini harus mudah dinaikkan atau diturunkan pada tiang. Bidang Mendarat Dalam peringkat pertama dari acara lompat tinggi, para pendukung kurang memperhatikan area pendaratan. Akhirnya, dengan teknik melompat dan pendaratan tertentu, perlu untuk menyediakan tempat pendaratan yang cocok. Sebelum sejumlah teknik atau gaya lompat diperkenalkan, area pendaratan terdiri dari satu area yang diisi dengan pasir lembut dan lembab. Sekarang area pendaratan digunakan untuk acara lompat tinggi ini dengan lembut atau lembut dengan selimut atau persegi panjang. Tilam atau pengala lunak ini harus ditempatkan dengan tepat di belakang dua lompat tinggi. Menara berbentuk kerucut atau seperti karet dapat digunakan selama cocok untuk pendaratan peserta. Pita Pengukur Pita pengukur harus mengukur ketinggian lompatan yang berhasil dilakukan oleh setiap peserta. Ukuran hanya dibuat satu kali sebelum lompatan dimulai setelah bilah dinaikkan. Sekarang alat pengukur elektronik digunakan dalam kasus lompatan tinggi untuk dapat melakukan proses pengukuran dengan cepat dan tepat. [su_box title=”Teknik Lompat Tinggi” box_color=”043b27″] Teknik dasar gaya lompat tinggi a. awalanBerbeda dengan straddle, awalan dimulai pada kegagalan dari awal, dilakukan dengan sangat cepat, dengan memutar atau memutar dengan lembut dan tegak lurus ke posisi palang. Awalan dari depan ke palang kanan jika bersandar di kaki kiri. Pada langkah terakhir, ubah arah kemiringan ke kiri, tidak lagi tegak lurus ke bar. b. penolakanGerakan jika ada penolakan Ketika kaki kanan sedang beristirahat, kaki kanan sedang beristirahat, Kaki kiri dengan lutut ditekuk ke arah awalan, Tubuh menarik ke palang, Diikuti oleh gerakan melintang melintasi bar dengan punggung melengkung. c. Postur tubuh di atas mistarPostur di atas mistar adalah gaya lompat tinggi. Sikap gagal adalah Kepala melewati bilah terlebih dahulu Diikuti oleh punggungKembali ke palang Setelah titik tinggi maksimum dan bokong telah melewati kutub, kedua kaki diputar ke atas agar dapat melintasi kutub sepenuhnya Dagu ditarik ke dada dan punggung atlet ditempatkan di atas mistar menyerupai panah d. mendaratAnggota badan yang mendarat pertama adalah bagian belakang. Sikap sepeda telentang saat mendarat. Karena itu pantulan tinggi ini hanya dimungkinkan pada busa. Jangan coba gaya gagal di sandpit. Teknik Dasar Gaya lompat lompat tinggi a. awalanAwalan harus cepat dan melengkung dengan jarang sekitar 3,5,7,9 langkah. Tujuan dari awalan ini adalah Persiapkan diri untuk penolakan dengan irama awalan Persiapkan sudut mulainya. Generasi arah gerakan horisontal diubah menjadi kecepatan vertikal. b. penolakanSalah satu kaki terkuat digunakan untuk penolakan. Jika kaki kanan digunakan untuk tolakan, awalan ada di sisi kiri penguasa. Tujuan penolakan adalah sebagai berikut Mengembangkan kecepatan resistensi pada sudut berat badan yang optimal. Dapatkan waktu untuk berlebihan dengan apa yang dibutuhkan di atas panggung Ubah arah gerakan horizontal ke arah vertikal. c. Postur tubuh di atas mistarKami merekomendasikan postur ini saat Anda berada di palang dengan kedua kaki terkulai lemas. Cobalah untuk menarik dagu sedikit ke arah dada Anda, dan punggung Anda berada di atas palang, yang merupakan lengkungan pegas. Tujuannya adalah sebagai berikut Bawa bagian tubuh dengan nyaman di atas mistar Bawa berat sesedikit mungkin dengan bar tanpa menyentuh atau menjatuhkannya Mendarat dengan sangat baik dan aman d. mendaratPostur pendaratan adalah postur jatuh setelah melintasi busa, sedangkan cara yang baik untuk melakukan pendaratan adalah sebagai berikut Jika pendaratan terdiri dari matras, sisi pundak dan punggung adalah posisi jatuh terlebih dahuluJika pendaratan ada di pasir, yang mendarat pertama adalah kaki. Kaki kanan kemudian berguling ke depan dan bersandar di bahu bahu kanan. Teknik dasar gaya lompat tinggi / gaya lompat tinggi a. Langkah Jalankan AwalanAwalan berjalan yang mengangkang seperti berjalan dalam garis lurus yang meluncur dari depan tikar pendaratan. Sudut yang disarankan adalah sekitar 20-30 derajat dari garis kasur. Namun, awalannya bisa dalam bentuk busur pada sudut 45 hingga 55 derajat ke posisi penggaris. Diperlukan tingkat inisiasi awal untuk memberi tubuh dorongan untuk menyeberangi bar. Oleh karena itu, awalan dijalankan pada kecepatan yang cukup tinggi. Panjang awalan adalah delapan langkah, dalam empat langkah terakhir itu lebih luas dari empat awalan pertama. Untuk mengandalkan titik pivot yang benar, disarankan untuk menggunakan tanda. Jika posisi kaki adalah dengan kaki kiri, awalan dimulai seperti lompatan dari sisi kiri. b. teknologi penolakanMemukul mundur pijakan kaki dengan kaki terkuat untuk gerakan ke atas maksimum. Langkah terakhir sedikit lebih lebar dan disertai dengan postur tegak, yang disertai dengan gerakan ke atas untuk mencapai titik berat yang lebih tinggi. Postur yang sedikit terangkat dapat menciptakan sudut penyangga yang lebih besar, sehingga memudahkan untuk mengayunkan kaki. Gerakan kaki ayun lurus, tetapi tidak kaku. Setelah kaki kanan diayunkan dan tubuh diangkat dengan kaki penopang. Ketika Anda berjalan di atas mistar, ayunkan kaki Anda lebih tinggi dari kepala Anda dan silangkan mistar di depan sisa Bada. c. Bentuk pergerakan melewati penguasaSetelah mencapai ketinggian maksimum, tubuh diputar sepenuhnya ke kiri, dengan kepala mengarah ke bawah di atas mistar dengan perut dan dada ke bawah. Bangku yang awalnya digantung menari dalam posisi kangkang. Pada titik ini, kaki kanan telah jatuh dan tangan siap membantu mendarat. d. teknik pendaratanSetelah melewati mistar, tubuh bisa jatuh langsung di punggungnya, yang tidak berbahaya baginyaJumper. Tetapi jika situs pendaratannya adalah sebuah pasir. Karena itu pendaratan berlangsung dengan kaki kanan dan didukung dengan kedua tangan [/su_box] Demikian Pembahasan kali ini mengenai Teknik Dasar Lompat Tinggi. Dan Jangan Lupa Tetap Kunjungi karena banyak artikel menarik dan bermanfaat. Terimaksih telah setia bersama kami dan tetap sinau ya sobat semua. Baca Juga Teknik Dasar Lompat JauhTeknik Dasar Lari Jarak PendekTeknik Dasar Permainan Bola KastiTeknik Dasar Pencak SilatTeknik Dasar Tenis MejaTeknik Dasar Bulu TangkisTeknik Dasar Bola Voli 1 Berlatihlah melompat. Pantaulah progres lompatan dengan melompat vertikal beberapa hari sekali. Akan tetapi, jangan hanya berlatih melompat sebab progresnya akan melambat. Lakukan juga latihan lain agar kondisi fisik Anda tetap prima sehingga mampu menunjukkan performa sebagai atlet terbaik saat berolahraga. Banyak olahraga yang membutuhkan lompatan tinggi, seperti basket dan voli. Keduanya membutuhkan pemain melompat tinggi agar pukulan lebih kuat dan tepat. Namun diperlukan latihan fisik yang tepat agar lompatan bisa lebih tinggi. Berikut ini adalah beberapa latihan fisik yang bisa dilakukan agar lompatan jadi lebih tinggi1. Latihan lompat taliSalah satu latihan yang banyak dilakukan para atlet profesional dalam mendapatkan lompatan yang tinggi saat bertanding adalah latihan lompat tali. Latihan lompat tali akan membantu menguatkan otot-otot kaki sehingga kaki lebih mampu melakukan lompatan yang lompat tali sebaiknya dilakukan di tempat dengan lantai yang keras. Lakukan lompatan dengan jarak yang cukup lebar antara kepala dan tali. Sebaiknya lakukan latihan ini 15 hingga 20 menit setiap Latihan squatsLatihan squats sangat baik untuk kekuatan kaki dan punggung. Latihan squats akan sangat membantu mendapatkan lompatan yang tinggi saat bertanding. Namun pastikan pula latihan squats yang dilakukan juga latihan squats dengan melakukan gerakan jongkok berdiri 90 derajat. Letakkan tangan ke depan, buka kaki selebar bahu, lalu turunkan bokong secara perlahan hingga jongkok dengan sudut 90 derajat. Tahan dan rasakan tarikan pada bagian bokong, betis, dan pinggul. Lalu naikkan tubuh kembali secara perlahan dan lakukan kembali gerakan tadi. Pastikan punggung tetap tegak lurus saat melakukan squats agar squats benar-benar memberikan hasil yang Latihan vertical jumpLatihan vertical jump adalah latihan dengan melakukan lompatan dengan jongkok 45 derajat. Latihan ini akan sangat membantu menguatkan otot kaki untuk melakukan lompatan yang melakukannya adalah dengan berdiri tegak dan buka kaki selebar bahu. Lalu jongkok dengan sudut 45 derajat sambil tetap menjaga postur tubuh tegak lurus. Kemudian lakukan lompatan setinggi mungkin dan mendarat dengan telapak kaki sedikit menekuk. Lakukan latihan vertical jump secara rutin setiap hari. Lakukan dalam 2 set dengan 8 repetisi dalam setiap Latihan long jumpLong jump atau lompat jauh juga sangat berguna meningkatkan kemampuan untuk melakukan lompat tinggi. Lompat jauh dilakukan dengan berdiri dengan salah satu kaki berada di depan. Lalu lakukan ancang-ancang untuk berlari secepat mungkin dalam jarak sekitar 30 hingga 40 secepat mungkin, dan tambah kecepatan ketika sudah mendekati papan tolakan. Lakukan tolakan dengan kaki yang paling kuat lalu condongkan badan saat melayang di latihan fisik yang bisa dilakukan untuk mendapatkan lompatan yang lebih tinggi. Namun ingat untuk tetap rutin dalam latihan karena usaha tidak pernah mengingkari hasil. Ilmulompat tinggi dan pukulan keras; alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ♥Selamat Datang di gubuk kami..♥ Silahkan amalkan semua artikel di blog ini dengan bijak dan agar lebih mendekatkan kita kepada Allah SWT.♥ Bagi yang ingin berpartisipasi atau mengirim artikel di blog ini silahkan hubungi kami di nomor 085753960096 atau email ke ArticlePDF Available AbstractTujuan penelitian ini adalah untuk mencari perbedaan pengaruh model latihan dan fleksibilitas terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw. Penelitian ini dilakukan di klub Duta Perdana Gorontalo. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial sederhana 2X2. Melalui simple random sampling diperoleh sejumlah 40 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Metode latihan Pliometrik memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw dibandingkan dengan metode latihan beban, 2 Bagi kelompok kelentukan tinggi dilatih dengan metode latihan Pliometrik lebih baik pengaruhnya dari yang dilatih metode latihan beban, 3 Bagi kelentukan rendah diberikan metode latihan beban lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan metode latihan pliometrik terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw, 4 Terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan terhadap kemampan smas pada permainan sepaktakraw. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 49 PENGARUH METODE LATIHAN DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN SMAS DALAM PERMAINAN SEPAK TAKRAW Asry Syam Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Gorontalo email asri_s_2006 Tujuan penelitian ini adalah untuk mencari perbedaan pengaruh model latihan dan fleksibilitas terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw. Penelitian ini dilakukan di klub Duta Perdana Gorontalo. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan rancangan faktorial sederhana 2X2. Melalui simple random sampling diperoleh sejumlah 40 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 Metode latihan Pliometrik memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw dibandingkan dengan metode latihan beban, 2 Bagi kelompok kelentukan tinggi dilatih dengan metode latihan Pliometrik lebih baik pengaruhnya dari yang dilatih metode latihan beban, 3 Bagi kelentukan rendah diberikan metode latihan beban lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan metode latihan pliometrik terhadap kemampan smas dalam permainan sepaktakraw, 4 Terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan terhadap kemampan smas pada permainan sepaktakraw. Kata Kunci Metode Latihan, pliometrik, latihan beban, sepak takraw, smash. EFFECT OF TRAINING METHODS AND FLEXIBILITIES TOWARD SMASH OF PERFORMACE IN SEPAKTAKRAW GAME Abstract The purpose of this study was to look for differences in training models and support for smash in sepaktakraw. This research was conducted at the Duta Perdana Gorontalo club. An experimental method factorial 2X2 design. Through simple random sampling, 40 samples were obtained. The results showed that 1 the plyometric training method had a better influence on the ease of smash in a sepaktakraw compared with weight training method, 2 for the high flexibility group drilled with the plyometric training method for its better effects than those drilled with the weight training method, 3 For the low flexibiliy given the weight training method is better than the plyometric training , 4 There were an interaction between the training method and flexibility of the Smash in the sepaktakraw. Key words training method, plyometric, weight training, sepak takraw, smash Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 50 PENDAHULUAN Sepak takraw merupakan salah satu cabang olahraga yang telah banyak mengalami perubahan dalam perkembangannya. Dari yang sifatnya tradisional atau dimainkan dengan sangat sederhana dan simpel menjadi olahraga modern yang dimainkan dengan peraturan komplit seperti sekarang ini. Dari yang bersifat demonstrasi menjadi olahraga permainan yang dapat dipertandingkan. Dari olahraga yang mulanya hanya sebagai kegiatan mengisisi waktu luang menjadi olahraga prestasi. Olahraga ini awal mulanya menggunakan bola terbuat dari rotan sekarang berubah menjadi bola yang terbuat dari plastik synthetic fibre. Dari istilah “sepak raga” berubah nama menjadi “sepak takraw”. Perubahan tersebut terjadi karena mulai dipertandingkan di PON, yakni sejak PON X tahun 1981. Namun berdasarkan histori diberbagai daerah di Indonesia khususnya dan di negara Asia pada umumnya tetap mengenal sepak takraw dengan nama yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai luhur dan misi budaya masing-masing. Misalnya dibeberapa daerah di Indonesia seperti sulawesi selatan dikenal dengan “marraga akraga”, di Riau dikenal dengan nama “rago tinggi”, Sumatera Barat dan Bengkulu dikenal dengan nama “sepakrago”, dan secara keseluruhan di Indonesia dikenal dengan “sepak raga”. Kemudian di negara Asia lainnya mempunyai istilah yang berbeda-beda, misalnya Malaysia dikenal dengan “sepak raga jaring”, Brunai dikenal dengan “sepak raja”, China dikenal dengan “theng chew”, “di Burma dikenal dengan “chung long”, laos dikenal dengan “kator”, Philipina dikenal dengan “sipa”, Thailand dikenal dengan “takraw”, dan di Singapura dikenal dengan “bola sepak raga”. Untuk mengorganisir dan mengakomodir berbagai istilah yang dikenal diberbagai negara maka pada tangal 27 maret 1965 istilah “sepak takraw” dibakukan secara resmi di Malaysia. Secara harfiah kata “takraw” berasal dari bahasa Thai, yang artinya bola yang terbuat dari rotan. Kemudian ditambah didepan kata “sepak” dari bahasa melayu artinya menendang, memainkan, bola dengan bagian kaki mulai dari ujung kaki sampai kepangkal paha. Permainan ini didominasi oleh kaki yang dimainkan diatas lapangan seluas lapangan bulutangkis dan dipertandingan antara dua regu yang saling berhadapan dengan jumlah pemain masing-masing 3 tiga orang. Permainan sepak takraw mulai dikembangkan di Indonesia setelah adanya kunjungan tim sepak takraw Malaysia pada bulan september 1970 dan tim sepak takraw singapura pada april 1971. Kedua tim tersebut telah mengadakan pertunjukan di beberapa kota, yaitu Jakarta, Bandung, dan Medan. Dengan adanya kunjungan dari kedua tim sepak takraw tersebut maka diadakan suatu pertemuan yang dimulai pada 29 september sampai 5 oktober 1970 di Cipayung, Bogor. Dari hasil pertemuan tersebut, Direktur Jendral Pendidikan Olahraga dan Pemuda mengintruksikan agar permainan sepak takraw segera dikembangkan dan dibina di seluruh Indonesia. Berawal dari kunjungan kedua negara tersebut selanjutnya didirikanlah induk organisasi sepak takraw pada tahun 1971 yang disebut dengan PERSERASI didukung oleh lahirnya beberapa Pengda yaitu Pengda Sumut, Sumbar, Riau, dan Sulsel. Pada tahun 1980 PERSERASI mengadakan kejuaraan nasional sepak raga ke-3 yang diikuti oleh 14 kontingen. Berkat kerja keras itu maka PB PERSERASI berhasil memasukan sepak raga menjadi salah satu cabang olahraga yang dipetandingkan dalam PON 1981. Perkembangan selanjutnya dapat Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 51 diperhatikan bahwa sepak raga yang disebut juga sepak takraw masuk kedalam Sea Games yang diikuti oleh beberapa negara antara lain Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Brunei Darussalam. Sebagai sebuah organisasi PB. PERSERASI pada tanggal 6 – 8 menyelenggarkan kongres yang dihadiri 24 utusan daerah. Salah satu keputusan penting dari kongres itu adalah istilah sepak raga diganti dengan istilah sepak takraw, sehingga dengan sendirinya Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia PERSERASI berubah menjadi Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia PERSETASI. Kemudian PERSETASI sekaligus menjadi anggota Internasinal Sepak Takraw Federation ISTAF dan Asian Sepak Takraw Federtion. PB. PERSETASI 21. Tentunya sebagai salah satu dari berbagai cabang olahraga yang berkembang di Indonesia, prestasi sepak takraw cukup banyak mengalami kemajuan, para pelatih, pembina di daerah seluruh Indonesia sangat antusias menggenjot atlitnya yang sewaktu-waktu dapat dipersiapkan untuk mengikuti kejuaraan, baik yang bersifat daerah, nasional maupun internasional. Dari segi perhatian pemerintah pada cabang ini dinilai cukup serius, ditandai dengan berdirinya PPLP Pusat Pendidikan Latihan Pelajar sepak takraw pada tahun 1983 yang merupakan wadah pembibitan olahraga pelajar berbakat dan berpotensi yang berorientasi terhadap pencapaian prestasi baik dibidang akademis maupun dibidang olahraga secara optimal. Namun prestasi yang diharapkan belum sepenuhnya tercapai dengan baik. Usaha melahirkan atlet yang berprestasi tinggi tidaklah mudah, namun memerlukan waktu dan melibatkan berbagai komponen. Adapun komponen –komponen yang berperan dalam pencapaian pretasi menurut Harsono ada empat faktor yang berpengaruh dalam mendapatkan prestasi olahraga, yaitu 1 kondisi fisik, 2 teknik, 3 taktik, 4 psikologis. Keempat komponen tersebut harus diberikan kepada atlet secara terprogram, teratur, terarah dan terukur untuk mendapatkan prestasi yang optimal. Berbicara masalah komponen teknik maka melatih penguasaan teknik keterampilan pada cabang sepak takraw sangatlah penting karena salah satu kelemahan yang nyata pada atlet sepak takraw adalah tampil tidak maksimal karena penguasaan keterampilan masih sangat kurang memadai. Olahraga beregu telah banyak model-model latihan yang diterapkan dalam permainan yang berkaitan satu sama lain, di mana selama pelajaran latihan pada umumnya dilaksanakan di bawah kondisi yang serupa dengan spesifikasi permainannya Tudor O Bomba, 1994 27. Sehubungan penguasaan keterampilan, smash adalah salah satu keterampilan yang harus dilatih dalam permainan sepak takraw. Karena dengan smash yang mematikan, maka poin bagi suatu regu itu dapat bertambah sekaligus dapat menentukan kemenangan dalam pertandingan. Kegagalan dalam melakukan smash kedaerah lawan berarti memberikan peluang untuk lawan dalam memperoleh poin. Terjadinya kekalahan dalam pertandingan salah satunya disebabkan oleh teknik smash yang tidak akurat dan efisien. Data yang diperoleh bahwa dalam satu set pertandingan salah satu regu bisa mendapatkan tiga lima puluh kali peluang mematikan bola dengan smash, tetapi yang bisa dilakukan hanya bisa sepuluh kali itupun banyak yang tersangkut di atas net, diblok dan bolanya keluar garis. Sedangkan pihak lawan empat puluh kali peluangnya melakukan smash empat kali gagal. Dengan demikian hal ini menjadi permasalahan Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 52 serius yang harus di perhatikan dalam bermain sepak takraw. Ucup Yusuf, mengatakan bahwa score smash secara keseluruhan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor sasaran dengan skor waktu dari 5 kali kesempatan melakukan smash. Ucup Yusuf 74. Smash yang merupakan salah satu senjata utama dalam proses memenangkan pertandingan, sangat diperlukan loncatan dan pukulan yang keras. Dengan demikian faktor kondisi fisik yang menjadi pendukung utamanya untuk lebih maksimal dalam melakukan gerakan smash. Komponen fisik tersebut adalah kekuatan, kecepatan, kelentukan, koordinasi, power, daya tahan dan sebagainya. Seorang yang melakukan smash akan terlihat nyata hasilnya ketika salah satu komponen tersebut tidak dimiliki. Tungkai atau kaki secara umum sangat berperan dalam memainkan bola, menyepak, sebagai tumpuan dan sebagainya, tetapi yang lebih khusus lagi peran tungkai adalah pada saat melakukan smash lurus sangat diperlukan. Dimana kaki harus mampu menjangkau bola pada posisi melambung di atas kepala. Ucup yusup mengatakan untuk melakukan smash dengan kaki, kakinya harus mampu menjangkau bola. Kemampuan itu dimungkinkan kalau kualitas fleksibilitas kakinya cukup tinggi sehingga dia akan mampu melakukan sepakan smash yang keras. Kelentukan merupakan salah satu komponen fisik yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam suatu penampilan gerak. Terutama sekali yang menyangkut kapasitas fungsional suatu persendian, tendon ligamen beserta otot-otot di sekitarnya melakukan gerak secara maksimal. Seseorang yang kurang memiliki kelentukan biasanya gerakanya kaku, kasar dan lamban. Kelentukan sangat diperlukan dalam permainan sepak takraw terutama kelentukan tungkai sesuai dengan anggota tubuh yang dominan digunakan dalam bermain sepak takraw. Seseorang yang memiliki kelentukan tungkai dapat memudahkan efisiensi gerakan, seperti gerakan-gerakan koordinasi, kecepatan, kelincahan, power dan keterampilan dalam bermain sepak takraw. Kelentukan adalah ukuran seberapa jauh seseorang dapat menggerakan lengan, tungkai dan tubuhnya pada sendi masing-masing. Suatu cabang olahraga tertentu yang banyak menggunakan gerakan-gerakan, merunduk, meliuk dan menekuk, seperti sering terjadi pada permainan sepak takraw yang sangat memerlukan kelentukan tubuh yang baik untuk dapat selalu unggul dari yang lainnya. Michael Yassis, 1992 73. Dalam meningkatkan kualitas gerakan keterampilan dapat menggunakan metode latihan pliometrik dan latihan beban yang disesuaikan dengan kualitas kelentukan masing-masing alet. Metode latihan pliometrik pada prinsipnya merupakan latihan dengan pendekatan kecepatan-kekuatan yang dirancang untuk mengembangkan power eksplosif, kecepatan reaksi, kegesitan, kelincahan, ketangkasan pada atlet. Menurut Donald A. Chu, 1992 1 bahwa metode latihan pliometrik adalah cara latihan yang dapat menghasilkan kontraksi otot menjadi kuat dengan gerakan yang sangat cepat. Hazeldyne, 1989 89 mengatakan bahwa pliometrik adalah bentuk latihan dengan meningkatnya kualitas atlet yang berupa power yang dilakukan secara eksplosive dengan gerakan reaktif yang dilihat pada aktifitas kita. Metode latihan beban merupakan metode latihan dengan pendekatan kekuatan-daya tahan otot yang dirancang untuk mengembangkan kekuatan pada atlet. Metode latihan beban secara khusus dirancang untuk meningkatkan kekuatan, power dan ketahanan otot. Latihan ini mempunyai berbagai macam Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 53 bentuk yang berkaitan erat dengan gerakan otot yang dilakukan secara statis maupun dinamis. Edward L. Fox and Richard w, Bowers, 1991. Kedua metode latihan tersebut penerapanya terpusat pada tungkai sesuai dengan angota tubuh yang dominan dipakai dalam gerakan smash lurus pada permainan sepak takraw. METODE Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2X2. Variabel bebas yaitu Metode latihan Pliometrik dan Metode latihan beban, variabel terikat adalah kemampuan smas dalam sepaktakraw, serta variabel kategori yaitu kelentukan tinggi dan kelentukan rendah. Populasi terjangkau adalah atlet putera pada klub Duta Perdana Gorontalo yang telah pernah mengikuti pertandingan dengan sampel 40 orang dan dibagi kedalam empat kelompok yang setiap kelompok terdiri atas 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1 Rangkuman Hasil Kemampuan Smash Hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan Anava dirangkum dan disajikan dalam bentuk Tabel 2. Rangkuman Hasil Anava Dua Arah Kemampuan Smas Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 54 Berdasarkan Tabel 2, hasil analisis varians dua jalan dapat dijelaskan sebagai berikut. Perbedaan Kemampuan Smas antara Kelompok Metode Latihan Pliometrik dan Kelompok Metode Latihan Beban Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians mengenai perbedaan pengaruh metode Pliometrik dibandingkan dengan Metode Beban terhadap kesegaran jasmani siswa seperti tampak pada Tabel 16 di atas. Terbukti bahwa terdapat perbedaan antar perlakuan latihan, yaitu diperoleh harga Fh antar kolom A sebesar yang teryata lebih besar daripada Ft sebesar Fh = > Ft = dengan dk pembilang V1 a-1b-1 = 1, dk penyebut V2 ab n-l = 2 x 2 11-1 = 36. Artinya hipotesis nol H0 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan smas antara Kelompok Metode Pliometrik dan kelompok Metode Beban ditolak, atau hipotesis penelitian gagal ditolak. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan kemampuan smas antara Kelompok Metode Pliometrik dan kelompok Metode Beban. Tabel 3. Hasil ANAVA Dua Arah Tahap Lanjut dengan Uji Tukey Kelompok yang dibandingkan Harga Perbedaan Rerata Absolut A1 dan A2 B1 dan B2 A1B1 dan A2B1 A1B2 dan A2B2 Signifikan Signifikan Signifikan Signifikan Berdasarkan uji lanjut yang dilakukan dengan menggunakan uji Tukey diperoleh harga Q hitung Qh = yang lebih besar daripada Q tabel Qt = atau Qh > Qt pada taraf signifikansi α = dengan dk 240, sehingga H0 ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara metode Pliometrik dan Metode Beban. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa Kemampuan smas Kelompok Metode Pliometrik memiliki pengaruh lebih tinggi daripada kelompok Metode Beban. Perbedaan Kemampuan Smas yang Memiliki Kelentukan Tinggi antara Kelompok Metode Latihan Pliometrik dan Kelompok Metode Latihan Beban Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians tahap lanjut dengan uji Tukey mengenai perbedaan kemampuan smas yang memiliki kelentukan tinggi antara kelompok Pliometrik dan kelompok Beban, secara keseluruhan seperti tampak pada Tabel. Terbukti bahwa terdapat perbedaan bagi kelompok yang memiliki kelentukan tinggi antara kelompok Pliometrik A1B1 dan yang dilatih dengan Beban. Pada kelompok A1B1 dan A2B1 harga Q hitung Qh = lebih besar daripada Qt = atau Qh > Qt pada taraf signifikan dengan demikian Hipotesis nol Ho; ditolak atau hipotesis kedua gagal ditolak. Artinya, bahwa hasil kemampuan smas yang memiliki kelentukan tinggi dengan Pliomertik lebih tinggi baik daripada yang dengan Beban XAIBI = > XA2B1 = Perbedaan Kemampuan Smas yang Memiliki Kelentukan Rendah antara Kelompok Metode Latihan Pliometrik dan Kelompok Metode Latihan Beban Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians tahap lanjut dengan menggunakan uji Tukey mengenai perbedaan kemampuan smas yang memiliki kelentukan rendah antara kelompok Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 55 pliometrik dan kelompok beban, secara keseluruhan seperti tampak pada Tabel di atas. Terbukti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kelentukan rendah antara kelompok Plimetrik A1B2 dan kelompok Beban A2B2. Pada kelompok A1B2 dan A2B2 harga Q hitung Qh = lebih besar daripada Q tabel Qt = atau Qh > Qt pada taraf signifikansi α = berarti hipotesis nol H0 ditolak atau hipotesis ketiga diterima. Interaksi antara Model latihan dan Fleksibilitas Terhadap Penampilan Servis Atas Berdasarkan hasil perhitungan anava seperti tampak Tabel 2 bahwa terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan, yaitu diperoleh harga Fh kolom AB sebesar yang ternyata lebih besar dari Ft sebesar dengan dk pembilang V1 a-lb-l = 1, dk penyebut V2 abn-l = 2x2 10-1 = 36.. Berarti pencapaian tingkat kemampuan smas dipengaruhi oleh interaksi antara metode latihan dan kelentukan. Interaksi antara metode latihan dan kelentukan terhadap kemampuan smas dapat dilihat pada gambar berikut. Fleksibilitas Tinggi Rendah Gambar1 Interaksi Model latihan dengan kelentukan Pembahasan Metode latihan pliometrik memberikan pengaruh lebih baik terhadap kemampuan smas dalam permainan sepaktakraw dibandingkan dengan metode latihan beban. Hipotesis pertama menyatakan bahwa meode latihan pliometrik A1 lebih baik pengaruhnya dari yang dilatih dengan Metode latihan beban A2 secara keseluruhan terhadap kemampuan smas pada permainan sepaktakraw. Hal ini dapat diterima kebenarannya karena sesuai dengan hasil analisis yang signifikan. Latihan pliometrik adalah salah satu metode latihan yang dapat meningkatkan kekuatan, daya ledak power explosive, kecepatan kontraksi otot. Bentuk latihan ini sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan smash lurus. Karena dalam latihan pliometrik atlet diarahkan kepada latihan yang bertumpu pada pengembangan kekuatan eksplosif, kecepatan reaksi, ketangkasan gerak. Maka secara otomatis kerja tendon, crossbridge, filamen actin dan filamen myosin yang menyusun serabut otot dan sensor-sensor dalam otot spindel proprioceptors akan menghasilkan kontraksi otot cepat atau fast-twitch fiber Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 56 dan gerakan strect refleks. Dalam latihan pliometrik mengarah pada gerakan cepat dengan kekuatan penuh dan berlangsung dalam waktu sependek-pendeknya. Dan keadaan seperti ini menyebabkan protein myosin, berfungsi sebagai enzim untuk memecahkan Adenosin Triphosfat ATP. Dalam hal ini energi yang dipergunakan lebih bersifat anaerobic. Latihan beban adalah metode latihan yang menggunakan peralatan mekanis seperti barbel, dambell, pakaian yang diberi beban, pemukul, tabung-tabung lentur, sabuk kaki dan sebagainya yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan, daya ledak, kekuatan dan daya tahan mempunyai dampak positif terhadap pengembangan kemampuan teknik smash lurus dalam sepak takraw. Latihan beban dilakukan dengan sedikit lambat ketimbang latihan pliometrik, karena tubuh mendapat tahanan dari suatu beban. Secara fisiologi bahwa gerakan yang dilakukan dengan lambat berarti lebih cenderung serabut otot yang aktif lebih banyak serabut otot lambat slow twitch fiber dan sistem energy cenderung mengarah energy aerobik. Latihan beban juga bermanfaat dalam pembentukan hipertropi otot yang pada akhirnya akan membantu daya tahan otot yang bekerja pada saat melakukan smash lurus yang ekplosif. Tetapi karena smash lurus pada umumnya dilakukan dengan cepat maka seseorang yang terbiasa terlatih dengan latihan beban membutuhkan penyesuaian untuk melakukannya. Jadi pada prinsipnya latihan pliometrik lebih mengarah kepada pendekatan kekuatan-kecepatan yang tujuan akhirnya menghasilkan daya ledak sesuai dengan karakteristik dan proses pelaksanaan smash lurus yang dilakukan dengan cepat dan keras. Sedangkan latihan beban didasarkan pada pendekatan kekuatan-daya tahan otot, makanya terkesan statis pada prosesnya tetapi tujuan akhirnya baik untuk meningkatkan kualitas teknik gerakan smash lurus. Dengan demikian secara keseluruhan hasil kemampuan smash lurus atlet sepak takraw yang dilatih dengan metode latihan pliometrik lebih baik dari pada atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Bagi kelompok kelentukan tinggi dilatih dengan metode latihan pliometrik lebih baik pengaruhnya dari yang dilatih metode latihan beban Hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan bahwa bagi kelompok yang memiliki kelentukan tinggi latihan pliometrik memberi pengaruh yang lebih baik terhadap kemammpuan smas dibanding dengan latihan beban. Hal ini diterima kebenarannya karena berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan signifikansi tinggi. Hasil tersebut diperkuat oleh teori bahwa kelentukan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan penguluran ruang gerak sendi seluas-luasnya, selain oleh ruang gerak sendi juga kelentukan ditentukan oleh elastis tidaknya otot-otot, tendin dan ligament. Seorang atlet yang memiliki kelentukan tungkai tinggi akan memberikan peluang besar untuk menghasilkan gerakan-gerakan yang lebih cepat dan gesit. Dia lebih leluasa mengambil ancang-ancang lompatan, lebih mudah mengangkat kaki pada saat memukul bola, memiliki peluang memukul bola dengan kuat, lebih mudah mengarakan bola pada saat smash, saat mendarat ke lantai kaki lebih mengeper dengan sempurna. Sehubungan dengan pembentukan gerakan-gerakan cepat dan gesit maka latihan pliometrik adalah salah satu latihan yang bertujuan untuk meningkatkan kecepatan, power eksplosif, kelentukan dan khususnya kelentukan pada tungkai. Bentuk latihan pliometrik menyerupai gerakan dalam teknik dasar smash lurus dalam sepak Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 57 takraw, dimana yang ditingkatkan adalah kualitas lompatan dan kecepatan yang dilatih. Apabila seseorang memiliki kelentukan tungkai tinggi akan cepat dan mudah menyesuaikan saat melakukan gerakan latihan pliometrik. Sementara pelaksanaan latihan beban lebih ditekankan pada pengontrolan gerakan dan terfokus pada anggota tubuh yang dilatih sehingga terkesan statis. Tentunya bagi atlet yang memiliki kelentukan tinggi jika diberikan latihan beban perlu penyesuaian tersendiri. Oleh karena itu, kemampuan smash atlet sepak takraw yang memiliki kelentukan tungkai tinggi ketika dilatih dengan metode pliometrik akan lebih baik dari pada atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Bagi kelentukan rendah diberikan metode latihan beban lebih baik pengaruhnya dibandingkan dengan metode latihan pliometrik terhadap kemampuan smas dalam permainan sepaktakraw Hasil pengujian hipotesis ketiga menyatakan bahwa metode latihan pliometrik A1B2 kurang lebih baik pengaruhnya dari kelompok yang dilatih dengan metode latihan beban A2B2 pada tingkat kelentukan rendah terhadap kemampuan smas pada permainan sepaktakraw. Hal ini diterima kebenarannya karena berdasarkan hasil analisis yang menunjukkan signifikansi yang cukup nyata. Bagi atlet yang memiliki kelentukan tungkai rendah, peluang melakukan gerakan akan lebih lamban, sehigga dia lebih cocok diberikan metode latihan beban, karena gerakan hampir dikatakan statis dan lebih mudah dipantau kesalahan-kesalahan gerakannya. Jadi latihan beban akan memberikan solusi bagi para atlet yang kualitas kelentukannya rendah untuk bisa melakukan smash lurus. Karena tidak selamanya smash lurus selalu dilakukan dengan cepat tetapi terkadang dilakukan dengan lambat juga namun hasilnya mematikan. Jadi pada prinsipnya seorang atlet sepak takraw yang gerakannya lambat atau kelentukan rendah bukan berarti harus memaksakan dirinya untuk melakukan smash dengan cepat, tetapi dia harus lebih dapat menyesuaikan dengan kondisi fisiknya. Sedangkan latihan pliometrik yang bertujuan untuk meningkatkan power ekplosif dilakukan secara dinamis dan cepat, hal ini tentunya sangat memerlukan atlet yang memiliki kelentukan tungkai tinggi. Dengan demikian kemampuan smash bagi atlet yang memiliki kelentukan rendah ketika dilatih dengan metode latihan pliometrik kurang efektif dibandingkan dengan atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Interaksi antara metode latihan pliometrik dan metode latihan beban dengan kelentukan tungkai terhadap kemampuan smash lurus pada permainan sepak takraw Hipotesis keempat, menyatakan bahwa terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan terhadap kemampuan smas pada permainan sepaktakraw. Hal ini dapat diterima kebenarannya sehubungan dengan hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan signifikansi yang nyata secara statistik. Berdasarkan hasil perhitungan analisis varians mengenai interaksi antara metode latihan dan Motivasi berprestasi terhadap kesegaran jasmani siswa , secara keseluruhan seperti tampak pada Tabel. Terbukti bahwa terdapat interaksi antara metode latihan dan kelentukan, yaitu diperoleh harga Fh kolom AB sebesar yang ternyata lebih besar dari Ft sebesar dengan dk pembilang V1 a-lb-l = 1, dk penyebut V2 abn-l = 2x2 10-1 = 36. Berarti hipotesis nol H0 yang menyatakan ada interaksi antara metode latihan dan kelentukan dalam pengaruhnya terhadap Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 58 kemampuan smas di terima. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa pencapaian tingkat kemampuan smas dipengaruhi oleh interaksi antara metode latihan dan Motivasi berprestasi. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat interaksi antara model latihan dan kelentukan tungkai. Penelitian terdahulu memberikan informasi bahwa latihan pliometrik Thomas, French, & Hayes, 2009, membandingkan pengaruh latihan pliometerik terhadap kelincahan dan power untuk sepak bola. Terjadi peningkatan terhadap kemampuan lompat tinggi dan kelincahan tetapi tidak terjadi perubahan pada kemampuan sprint. Sağıroğlu, Konar, Önen, Ateş, & Alkurt, 2012 penelitian membuktikan bahwa pliometerik pada pemain basket, dengan latihan selama delapan minggu dengan pertemuan tiga kali dalam seminggu. Hasil penelitian memberikan pengaruh yang signifikan terhadap anaerobic power. Flavio, de Oliveira, & de Souza, 2018, pengaruh pliometrik terhadap terhadap kecepatan lari 30 meter kemampuan lompat horizontal. Sampel 14-17 tahun pemain sepak bola dengan latihan pliometrik dua kali dalam seminggu dilakukan selama empat minggu belum memberikan dampak terhadap kecepatan lari dan tes kemampuan lompat horizontal dan vertical. Furqoni & Sudijandoko, 2019, pengaruh lompat tali dengan lompat dan diagonal terhadap power tungkai dan kelincahan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan power tungkai 12% dan kelincahan 1%. Sedangkan hasil untuk yang lompat diagonal 8% untuk power dan 2% untuk kelincahan. Berryman, Maurel, & Bosquet, 2010 Latihan pliometerik dan latihan beban keduanya efektif untuk meningkatkan efisiensi teknik dalam lari. Pembahasan berikutnya adalah tentang latihan beban Garthe, Raastad, Refsnes, Koivisto, & Sundgot-Borgen, 2011 dalam kontek ini peneliti membuktikan bahwa latihan beban dapat dipergunakan untuk menurunkan berat badan. Ho, Dhaliwal, Hills, & Pal, 2012 Setelah latihan 12 minggu dengan intensitas moderat, lima kali dalam seminggu berhasil menurutkan berta badan dan lemak, serta terjadi peningkatan kebugaran. Tsaklis, Grooten, & Franzén, 2012 Meneliti pengaruh latihan beban terhadap keseimbangan, setelah latihan selama empat minggu terjadi peningkatan keseimbangan dari skor awal 42 ke 46. Penelitian berikutnya Beattie, Kenny, Lyons, & Carson, 2014 Atlet melakukan latihan daya tahan lebih dari 6 jam per minggu dan latihan beban 5 jam per minggu. Setelah selama enam bulan kedua latihan ini meningkatkan VO2 max dan efisiensi serta meningkatkan power. Berdasarkan meta analisa yang dilakukan oleh Denadai, de Aguiar, de Lima, Greco, & Caputo, 2017 menyimpulkan bahwa latihan beban dengan beban berat memberikan manfaat dalam meningkatkan efisiensi lari, latihan dengan beban maksimal dilakukan secara eksplosif, selanjutnya Beattie, Carson, Lyons, Rossiter, & Kenny, 2017 dalam latihan yang cukup lama, selama 40 minggu memberikan bukti bahwa latihan kekuatan meningkatkan kekuatan maksimal dan kekuatan relative, meningkatkan efektifitas lari, meningkatkan VO2max dengan dosis satu repetisi maksimal setiap alat. Kedua latihan ini sama sama dapat dipergunakan untuk meningkatkan kekuatan dan power, ketika kekuatan dan power ini telah meningkat maka asumsinya akan dapat dipergunakan untuk melakukan smash dalam sepak takraw. Smash merupakan gabungan kemampuan biomotor dan teknik koordinasi tubuh. biomotor yang diperlukan adalah power, sedangkan power diperoleh dari kekuatan dan kecepatan. Latihan beban akan meningkatkan kekuatan ataupun juga power, sedangkan latihan pliometrik akan mengingkatkan power. Dengan latihan beban juga dapat meningkatkan power dengan menentukan dosis intensitas dan irama repesiti yang seharusnya untuk tujuan power. Latihan pliometrik adalah latihan yang secara khusus ditujukan untuk melatih power. Larihan beban berdasarkan bukti penelitian juga memberikan dampak yang sama terhadap efisiensi, kekuatan, power, BMI, kadar lemak, daya tahan dan Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 59 kebugaran. Berdasarkan pada penelitian dan asumsi berfikir ini maka jika unsur biomotor dinaikkan, maka dengan sendirinya akan memberi nilai positif terhadap kemampuan teknik. Dengan semakin kuat dan lentur seorang atlet maka resiko untuk gagal dalam melakukan sebuah teknik akan dapat dikurangi. Dengan naiknya power maka hasil dari smash tentunya juga akan meningkat. KESIMPULAN Penelitian ini menguji metode latihan Pliometrik dan Metode latihan beban, variabel terikat adalah kemampuan smas dalam sepaktakraw, serta variabel kategori yaitu kelentukan tinggi dan kelentukan rendah. Berdasarkan hasil uji dan pembahasan maka disimpulkan, keseluruhan hasil kemampuan smash lurus atlet sepak takraw yang dilatih dengan metode latihan pliometrik lebih baik dari pada atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Kesimpulan kedua kemampuan smash atlet sepak takraw yang memiliki kelentukan tungkai tinggi ketika dilatih dengan metode pliometrik akan lebih baik dari pada atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Kesimpulan ketiga kemampuan smash bagi atlet yang memiliki kelentukan rendah ketika dilatih dengan metode latihan pliometrik kurang efektif dibandingkan dengan atlet yang dilatih dengan metode latihan beban. Kesimpulan keempat terdapat interaksi antara model latihan dan kelentukan tungkai. Berdasarkan pada kesimpulan ini secara umum dapat dipaham bahwa latihan metode pliometrik dan latihan beban sama sama meningkatkan kemampuan smash dalam sepak takraw. Jika dibandingkan kedua metode inim maka pliometeri akan lebih efektif meningkatkan kemampuan smash bagai atlet sepak takraw. DAFTAR PUSTAKA Alfiandi, Patrice., Ali, Nur., Wardoyo,Hendro,. 2018. Pengembangan Model Latihan Sepak Sila Pada Permainan Sepak - Jurnal Ilmiah Sport Coaching and Education. Vol. 2 No. 111-126. Retrive from Bomba, Tudor O. 1994. Theory and Metodology of Training. Dubuque Lowa Kendall/Hunt Publishing Company. Corbin, C. B., Pangrazi, R. P., & Franks, B. D. 2000. Definitions Health, fitness, and physical activity. President's Council on Physical Fitness and Sports Research Digest Beattie, K., Carson, B. P., Lyons, M., Rossiter, A., & Kenny, I. C. 2017. The effect of strength training on performance indicators in distance runners. Journal of Strength and Conditioning Research. Beattie, K., Kenny, I. C., Lyons, M., & Carson, B. P. 2014. The effect of strength training on performance in endurance athletes. Sports Medicine. Berryman, N., Maurel, D., & Bosquet, L. 2010. Effect of plyometric vs. dynamic weight training on the energy cost of running. Journal of Strength and Conditioning Research. Denadai, B. S., de Aguiar, R. A., de Lima, L. C. R., Greco, C. C., & Caputo, F. 2017. Explosive Training and Heavy Weight Training are Effective for Improving Running Economy in Endurance Athletes A Systematic Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 60 Review and Meta-Analysis. Sports Medicine. Edwin, Fleishman dalam Yanuar, Phil Kiram. 1992. Belajar Motorik. Jakarta Depdikbud. Flavio, J. M., de Oliveira, D. C., & de Souza, E. G. 2018. Effect of pliometric training on speed performance and height of vertical and horizontal heels for young football players. Revista Brasileira De Futsal E Futebol. Furqoni, R. S., & Sudijandoko, A. 2019. The comparison of rope jump, cone step up, and diagonal to the power and agility. Jurnal SPORTIF Jurnal Penelitian Pembelajaran. Garthe, I., Raastad, T., Refsnes, P. E., Koivisto, A., & Sundgot-Borgen, J. 2011. Effect of two different weight-loss rates on body composition and strength and power-related performance in elite athletes. International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism. Ho, S. S., Dhaliwal, S. S., Hills, A. P., & Pal, S. 2012. The effect of 12 weeks of aerobic, resistance or combination exercise training on cardiovascular risk factors in the overweight and obese in a randomized trial. BMC Public Health. Hakim, Rifki. 2013. Perbedaan Pengaruh Latihan Servis Dengan Jarak Tetap Dan Bertahap Terhadap Kemampuan Servis Dalam Permainan Sepak Takraw Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Smp Negeri 1 Banjarmangu Kab. Banjarnegara Tahun 2011/2012. Retrive from Herbart, A. Devries and Housh, Terry J. 1994. Physiology of Exercise. Dubuque Iowa WCB. Brown & Benchmark Publishers. Jamalong, A., Syam, A. 2014. Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw. Yogyakarta Penerbit Ombak Munir, Abdul., Aji, Tri., Hermawan. 2015. Sumbangan kekuatan otot tungkai dan kelentukan terhadap kemampuan servis bawah sepak Journal of Sport Sciences 4 1 hal. 1-6. Retrive from Nur, Hasriwandi., Jonni., Syampurna, Hilaminur., 2019. Pengaruh Model Pembelajaran Langsung dalam Meningkatkan Penguasaan Teknik Dasar Sepaktakraw. Jurnal Performa. Volume 4. Nomor 1. Juni 2019. Hal. 29-39. Retrive from Persetas, PB. 1996. Peraturan Perwasitan, Permainan dan Pertandingan Sepak Takraw. Jakarta PB. Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia. Prastyo, Widhi., Hanani, Endang Sri., Akhiruyanto, Andry. 2012. Hasil latihan servis Twist Tenis jarak bertahap dan tetap Terhadap ketepatan. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 1 2 2012 hal. 92-98. Retrive from Jurnal Ilmu Keolahragaan Volume III Nomor 1 Mei 2020 Asry Syam Tersedia di 61 Sağıroğlu, İ., Konar, N., Önen, M. E., Ateş, O., & Alkurt, Z. 2012. Effect of pliometric training on anaerobic performance in young basketball players. / genç basketbolcularda pliyometrik antrenmanin anaerobik performans değerlerine etkisi. Journal of Physical Education & Sports Science / Beden Egitimi ve Spor Bilimleri Dergisi. Thomas, K., French, D., & Hayes, P. R. 2009. The effect of two plyometric training techniques on muscular power and agility in youth soccer players. Journal of Strength and Conditioning Research. Tsaklis, P. V., Grooten, W. J. A., & Franzén, E. 2012. Effects of weight-shift training on balance control and weight distribution in chronic stroke A pilot study. Topics in Stroke Rehabilitation. Saleh, M. Sahib. Hubungan antara Kelentukan Pergelangan Tangan dan Keseimbangan Dengan Kemampuan Bermain Tenis Meja Pada Siswa SMP Negeri 3 Makassar. Jurnal Competitor, Nomor 1 Tahun 3, Pebruariv2011. Hal. 53-63. Retrive from Semarayasa, I Ketut. 2016. Pengaruh strategi pembelajaran dan tingkat motorability terhadap keterampilan servis atas sepak Takraw pada mahasiswa penjaskesrek FOK UNDIKSHA. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia Volume 12, Nomor 1, April 2016. hal. 34-41. Singer, Robert N. 1980. Motor Learning and Human performance. New York Macmillan Publishing Company Inc. Syahruddin., Suyuti, Andi. 2016. Pengaruh gaya mengajar latihan dan gaya mengajar komando terhadap keterampilan passing atas bolavoli. Jurnal Pedagogik Keolahragaan Volume 02, Nomor 01, Januari-Juni 2016,Hal. 11-22. Retrive from Syam, Asry. 2019. Analisis Kemampuan Inteligensi Atlet Cabang Olahraga Sepak Takraw Provinsi Gorontalo. Jambura Journal of Sports Coaching Vol. 1, No. 2, Juli 2019 hal. 79 – 90. Retrive from Yassis, Michael, 1992. Rahasia Kebugaran Dan Pelatihan Olahraga Soviet, Terjemahan Andung Purbo. Bandung Institut Teknologi Bandung. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Sofyan FurqoniAndun SudijandokoThis study aims 1 to determine the effect of rope jump training on increasing leg muscle power and agility; 2 to determine the effect of step-up training on increasing leg muscle power and agility 3 to determine the effect of diagonal cone hops exercises on increasing leg muscle power and agility; and 4 to find out the differences in the effect of pliometric rope jump, step up, and diagonal cone hops exercises on increasing leg muscle power and agility. The sample of this study was 40 students of futsal extracurricular at Firdaus Jembrana High School. This type of research is quantitative research with a quasi-experimental method. The study design used a pre-test and post-test non-randomized control group, with data analysis using MANOVA. The process of collecting data was to use leg muscle power tests by using jump df and agility tests using the agility T-test during the pre-test and post-test. Then the research data were analyzed using SPSS ver It can be concluded that there is an increase in limb muscle power and agility for each group after being given training with a significant value There were no differences between the treatment groups p > The study concludes that both DJ and CMJ plyometrics are worthwhile training activities for improving power and agility in youth soccer of pliometric training on speed performance and height of vertical and horizontal heels for young football playersJ M FlavioD C De OliveiraE G SouzaFlavio, J. M., de Oliveira, D. C., & de Souza, E. G. 2018. Effect of pliometric training on speed performance and height of vertical and horizontal heels for young football players. Revista Brasileira De Futsal E Pengaruh Latihan Servis Dengan Jarak Tetap Dan Bertahap Terhadap Kemampuan Servis Dalam Permainan Sepak Takraw Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Smp Negeri 1Rifki HakimHakim, Rifki. 2013. Perbedaan Pengaruh Latihan Servis Dengan Jarak Tetap Dan Bertahap Terhadap Kemampuan Servis Dalam Permainan Sepak Takraw Pada Siswa Putra Ekstrakurikuler Smp Negeri 1Sumbangan kekuatan otot tungkai dan kelentukan terhadap kemampuan servis bawah sepak takrawA JamalongSyamAbdulAjiTriHermawanJamalong, A., Syam, A. 2014. Teknik Dasar Permainan Sepak Takraw. Yogyakarta Penerbit Ombak Munir, Abdul., Aji, Tri., Hermawan. 2015. Sumbangan kekuatan otot tungkai dan kelentukan terhadap kemampuan servis bawah sepak Journal of Sport Sciences 4 1 hal. 1-6. Retrive from jss/article/view/8623

ilmulompat tinggi dan pukulan keras; pemberitahuan mengenai kegiatan silaturrahim perda obat gatal terkena pohon hantu rengas dan sabun aj kemat semar mesem; pembangkit birahi kaum hawa; puter giling; dimaharkan patung ayam kuno dari kalimantan bahan sholawat bariyyah; asma serabat sunan lawu; wirid pengasihan; asma untuk memperbesar

Oleh Ani Rachman, Guru SDN Muhajirin, Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Lompat tinggi pertama kali dikompetisikan pada abad ke-19 di Skotlandia. Di era sekarang, olahraga satu ini cukup populer. Bahkan lompat tinggi menjadi salah satu cabang atletik yang mencetak banyak atlet berbakat. Lompat tinggi dilakukan untuk memperoleh lompatan setinggi-tingginya saat melewati mistar dengan ketinggian tertentu. Pengertian lompat tinggi Lompat tinggi adalah gerakan melompat ke atas sebagai upaya membawa titik berat badan setinggi dan secepat mungkin untuk jatuh mendarat.Tinggi minimal tiang mistar lompat adalah 2,5 meter dan panjangnya 3,15 meter. Gaya lompat tinggi Ilustrasi lompat tinggi Berikut beberapa jenis gaya lompat tinggi Gaya gunting scissor Disebut sebagai gaya sweney. Saat melakukan gaya ini, pelompat melakukan awalan dari tengah. Baca juga Gaya Lompat Tinggi Ketika hendak melompat, jika tumpuan dilakukan menggunakan kaki kiri, pelompat akan mendarat dengan kaki kiri.
IlmuTinju Bisa. Bismillah. Tenju batak Tenju berhala Hari bulan Huru huru naik biso Hai Muhammad Mengilaklah engkau Allah.. berkat doa lailahaillolloh muhammadarrosululloh. jika terkena pukulan ini target kelimpungan dan tak berdaya karena bisa / racun di tubuhnya bangkit yg tersalur dari tangan kita.
- Dalam permainan bola voli, untuk mendapatkan poin dapat dilakukan dengan memukul bola secara keras ke daerah lawan. Pukulan ini biasanya dilakukan oleh pemain berposisi penyerang. Bola voli adalah jenis permainan bola besar yang dimainkan secara beregu. Pertandingan bola voli dimainkan oleh dua regu atau tim secara pertandingan bola voli adalah regu yang mampu mencetak poin paling banyak. Salah satu teknik pukulan dalam bola voli yang bertujuan untuk mencetak nilai atau poin untuk tim adalah smash. Smash sendiri merupakan salah satu teknik dasar bola voli. Baca juga Garis Serang dalam Bola Voli Dikutip dari modul Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Kelas X 2020 yang disusun oleh Tono Supriatna Nugraha, smash merupakan upaya serangan untuk mematikan lawan dengan pukulan yang cepat dan keras melewati net. Smash disebut juga dengan istilah spike. Smash dilakukan dengan cara memukul bola dengan menggunakan telapak tangan dan dipukul sambil melompat. Untuk melakukan smash, dibutuhkan kemampuan meloncat yang tinggi dan kecepatan tangan dalam memukul permainan bola voli, smash merupakan pukulan bola ketiga yang dilakukan oleh pemain berposisi spiker atau smasher. Seorang spiker akan melakukan smash setelah menerima bola kedua dari tosser atau setter. Baca juga Macam-macam Posisi dan Tugas Pemain Bola Voli Cara Melakukan Smash dalam Bola Voli RAHAYU Pemain bola voli putri Jawa Timur saat melawan Jawa Tengah PON XX Papua 2021 yang berakhir dengan skor 3-1 GOR Voli Indoor Koya Koso Kota Jayapura, Kamis 30/9/2021 sore. Seorang pengumpan atau setter dalam permainan bola voli bertugas memberikan umpan untuk dipukul ke daerah lawan. Teknik dasar yang lebih cocok digunakan agar dapat dipukul dengan keras adalah smash. Lantas bagaimana cara melakukan smash dalam permainan bola voli? Baca juga Tugas Wasit dalam Bola Voli Berikut adalah cara melakukan smash agar menghasilkan bola yang melaju cepat dan tajam ke area permainan lawan. Berdirilah dengan sikap melangkah menghadap net Berat badan berada di kaki depan, diawali dengan beberapa langkah kaki dan melebar pada langkah terakhir Kedua kaki menolak ke atas dengan menyesuaikan tinggi bola, diikuti dengan ayunan lengan ke depan atas untuk melakukan pukulan Untuk mendapatkan hasil smash yang menukik harus dilakukan dengan memukul bola di bagian atas bola Setelah melakukan pukulan, mendaratlah dengan kedua ujung telapak kaki, diikuti dengan lutut yang dilenturkan. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Latihanini berguna sekali bagi kalian yang ingin meningkatkan :1. Meningkatkan kekuatan otot tungkai2. Meningkatkan kekuatan otot perut3. Meningkatkan kekua
Sändy Hyuugä 23 Desember pukul 1647 tolong bagi ilmu nya lompat tinggi dan pukulan keras. Abby Abi Abby Abi Hehehe... Ilmu gampang.. ... Tapi cara riadzoh yang susah.. Baik akan abi ijazahkan ilmu untuk pukulan.. Ilmu ini dulu pernah diposting digrup ini.. Namanya Ajian Samber nyawa... BISMILLAH HIRAHMANIRAHIM... QULUU NAFSIN DAIKATUL BISMAT... diwirid setelah sohat wajib sebanyak 11X... Kalo mau pakai cukup 3x sambil tahan nafas .... Jika sudah 3x tiupkan sama telapak tangan.... Usapkan kebadan kaki... Klo mmau menggunakan misalnya mau PUKUL ✊.. TENDANGAN.... BACA ZAA DALAM HATI KALIMAT TERAKHIR ______BIS_MAT_______ sambil tahan nafas.. Hentakan kaki ketanah sambil mukul atau nendang... Maf bukan pamer atau sombong.... Abi seorang Atlet BOXER pernah mukul dan tendang musuh sampai pingsan...
ኻеφоሳ диኡ улеֆ
Ժуպεз ሦሡեчοж ዡукушቮмун
Еξոстθч сна վобрօсавοցΥпեշубоբաж быχ ξեснոрθ
ላγех уኻ бΔጴֆи слаγաтвοс щохрዥ
Лοռ еչиւቇտዪηԽκእвα чомоմуጭωбቷ лቩնըчуγ
.
  • 86mky3a6dv.pages.dev/435
  • 86mky3a6dv.pages.dev/155
  • 86mky3a6dv.pages.dev/471
  • 86mky3a6dv.pages.dev/111
  • 86mky3a6dv.pages.dev/231
  • 86mky3a6dv.pages.dev/338
  • 86mky3a6dv.pages.dev/391
  • 86mky3a6dv.pages.dev/97
  • ilmu lompat tinggi dan pukulan keras